Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga

Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga – Di tengah antusiasme berbagai institusi pendidikan dalam mengejar keunggulan teknologi, ada satu pertanyaan yang diajukan: “Seberapa termotivasi kita untuk mencapai keunggulan pada siswa kita?” Padahal seharusnya setiap sekolah menjadikan kualitas moral/karakter sebagai salah satu itemnya

Tidak menutup kemungkinan untuk membangun budaya positif yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Devantra, yaitu. pendidikan yang mendukung siswa, dengan visi masa depan sekolah dan peran guru. Budaya positif di kelas dan sekolah dapat dicapai melalui disiplin positif. Disiplin positif merupakan model disiplin yang menekankan pada perilaku positif siswa agar menjadi orang yang penuh hormat dan bertanggung jawab (Nelsen, Lott & Glenn, 2000). Kesadaran siswa dalam menerapkan disiplin positif masih didasari oleh motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari faktor luar dirinya. Kebiasaan yang dilakukan masih bersifat matang

Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga

Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga

Selama ini siswa hanya mengikuti kedisiplinan yang ditetapkan oleh guru dan sekolah, tanpa sampai pada persiapan dan penetapan berbagai aturan. Komunikasi yang dibangun masih bersifat satu arah.

8 Tips Agar Rumah Bersih Dan Rapi Setiap Saat

Peran atau supervisi guru hanya sebagai hakim bagi peserta didik, belum sampai pada tingkat manajer dan administrator. Sebagai pengelola, guru diharapkan dapat menyadarkan siswa akan pentingnya motivasi intrinsik untuk menjadi manusia welas asih yang berbudaya positif. Melalui budaya positif yang ada saat ini hendaknya dikembangkan menjadi suatu kebiasaan bagi seluruh warga sekolah, yang pada akhirnya akan menjadi karakter, untuk mewujudkan profil siswa yang Pancasila. Komunikasi dua arah harus sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengungkapkan keinginan dan keinginannya. Selain itu, efektivitas komunikasi bilateral dalam penentuan berbagai kesepakatan juga sangat penting untuk menciptakan kesadaran di kalangan mahasiswa dalam pelaksanaannya, tanpa adanya tekanan dan ancaman dari pihak luar.

Penerapan budi pekerti yang baik dalam budaya positif di sekolah perlu dukungan dari berbagai sumber agar budaya tersebut menjadi sebuah kekuatan. Disiplin positif diperlukan dalam praktik budaya positif, untuk menerapkan segala aturan hingga melahirkan disiplin spiritual yang berbasis pada kesadaran individu. Praktek ini dapat menyebabkan siswa menjadi termotivasi secara intrinsik dan tidak lagi patuh karena konsekuensi yang ada. Jika siswa dimotivasi secara internal maka akan tercipta karakter disiplin yang kuat. Kebiasaan siswa yang positif jika dikaitkan dengan nilai-nilai profil siswa Panaxilla (keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian, berpikir kritis, kreatif, keberagaman dan gotong royong), menjadi landasan yang kuat dalam pembentukan karakter. Apabila budaya positif menjadi suatu kebiasaan dan menjadi sifat setiap orang di sekolah, maka akan terciptalah visi sekolah.

Menurut ideologi Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah penyiapan dan penyediaan segala kebutuhan hidup manusia, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan kebudayaan dalam arti luas. Pendidikan dapat menjadi ruang untuk mengamalkan dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat ditransfer atau diwariskan. Hal ini diperlukan peran guru dalam mengkomunikasikan kebiasaan baik kepada guru lain dan siswa, guna membangun budaya positif di sekolah. Dengan menerapkan kebiasaan baik dan menerapkan disiplin positif diharapkan menjadi budaya sekolah. Proses pembelajaran dimulai pada mata pelajaran dan dimulai di dalam kelas.

Ruang kelas adalah miniatur sekolah dan sekolah adalah miniatur gambaran bangsa. Sekolah, awal mula disiplin positif dan karakter siswa yang baik. Upaya menumbuhkan budaya positif dimulai dari proses belajar mengajar di kelas. Proses penanaman disiplin positif di kelas dapat dimulai dengan komunikasi dua arah saat membuat kesepakatan kelas. Interaksi ini merupakan cara yang efektif untuk menemukan harapan dan impian siswa dan guru. Berpikir kritis terjadi dalam komunikasi dua arah. Siswa akan merasa percaya diri dan rasa memiliki akan berkembang. Jika praktik ini dilakukan secara konsisten, pada akhirnya akan meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa.

Materi 1 Disiplin Diri

Salah satu upaya untuk mewujudkan budaya sekolah yang positif adalah melalui literasi sekolah. Kebiasaan literasi yang baik akan mempengaruhi kebiasaan belajar dan kebiasaan belajar. Seorang siswa yang memiliki budaya literasi akan terbiasa membuka wawasannya untuk mengembangkan kemampuannya. Dampak yang terlihat adalah kesadaran diri melalui disiplin positif dan membangun budaya positif dimanapun siswa berada. Pembiasaan di sekolah kita dalam bentuk G15M (Gerakan 15 Quran) dan GLS (Gerakan Disiplin Sekolah) merupakan langkah nyata dalam menciptakan budaya positif. Semua program dirancang untuk menciptakan kebiasaan positif sehingga menjadi kebiasaan.

Dengan dibuatnya kontrak kelas pada awal semester, maka dilakukan upaya untuk membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada siswa. Budaya disiplin positif dapat diciptakan di kelas melalui kesepakatan kelas yang efektif. Perjanjian perwakilan lebih bersifat informal dibandingkan kebijakan dan peraturan. Kontrak kelas adalah daftar cara sederhana dan konkrit untuk memfasilitasi pembelajaran. (Kain, 1997}.

Siswa berhak belajar, namun guru berhak mengajar. Pada awal semester harus ditetapkan kesepakatan kelas agar mahasiswa merasa nyaman belajar dalam suasana yang mendukung dan melindungi hak belajarnya. Kontrak kelas harus mencakup siswa yang menetapkan berbagai pedoman untuk meletakkan landasan yang aman dan nyaman untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Seluruh aspek kesepakatan kelas harus efektif, mudah dipahami oleh seluruh anggota kelas, dan memahami implikasinya.

Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga

Pada awal pertemuan kelas, guru dan siswa mendiskusikan berbagai kesepakatan kelas. Guru akan membagikan kertas dan meminta siswa untuk menulis tiga perjanjian yang menurut mereka harus dipatuhi oleh semua orang di kelas. Selanjutnya semua masukan diperoleh dengan mencari konsensus mengenai prioritas seluruh anggota kelas. Setelah semua daftar kesepakatan kelas ditentukan, guru meminta setiap anggota kelas untuk mengikuti dan mengesahkan kesepakatan kelas yang telah disepakati bersama. Jangan lupa untuk membahas akibat dari pelanggaran perjanjian keagenan serta alasan mengapa akibat tersebut terjadi. Siswa merasa aman, mengetahui parameter, mengetahui apa yang akan terjadi dan mempunyai pijakan dalam kontrak.

Mengoptimalkan Lingkungan Positif Untuk Tumbuh Kembang Anak

Kesepakatan kelas yang dihasilkan harus dipahami dan disetujui oleh seluruh anggota kelas. Guru perlu menjelaskan kembali untuk meningkatkan keharmonisan di kelas dan mencegah kesalahpahaman. Di akhir proses kontrak kelas, hasilnya harus disalin (difoto) dan dibagikan kepada seluruh anggota kelas untuk ditandatangani sebagai kontrak. Ini adalah cara paling efektif untuk memastikan bahwa setiap anggota kelas mengetahui perjanjian tersebut dan terikat serta terikat olehnya.

Kontrak kelas yang menjadikan siswa (anggota kelas) sebagai pemandu di kelas memungkinkan tumbuhnya rasa tanggung jawab untuk mendukung tujuan masyarakat belajar. Dengan mendengarkan pendapat siswa maka mereka akan merasa dihargai dan dihormati. Pakta kelas menjadi keputusan kolektif masyarakat yang menciptakan kesatuan yang lebih erat.

Dari seluruh warga sekolah. Kebiasaan-kebiasaan positif yang dilakukan secara konsisten dan terkendali secara bijak akan menjadi kebiasaan, yang akhirnya menjadi kebiasaan atau karakter. Sifat bawaan setiap siswa yang beragam, berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, serta kepribadian yang terbentuk dari pengalaman di tingkat sekolah sebelumnya, menciptakan tantangan bagi guru sekolah menengah. Berdasarkan keberagaman tersebut, penerapan budaya positif di tingkat sekolah menengah memerlukan penciptaan budaya positif yang kuat dengan tetap menekankan budaya positif yang sudah ada.

Secara psikologis, siswa SMA berada pada masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Sebagai guru dan mentor mereka, Anda harus bisa memposisikan diri dalam proses pembiasaan sekolah dengan baik. Memperlakukan mereka seperti layang-layang akan memberikan efek positif. Terkadang kita meregangkan tali pemandu agar terbang bebas namun tetap terkendali. Namun terkadang kita mengambil alih kendali, ketika mereka keluar dari jalur budaya positif. Tantangan yang muncul tidaklah mudah. Buatlah perjanjian kelas dengan siswa SMA. Sifat keengganan untuk diperintah dari budaya-budaya sebelumnya masih tetap ada. Namun, dengan pendekatan yang masuk akal, mereka secara sadar akan berpartisipasi dengan gembira dan bersyukur, bersemangat untuk melakukan perubahan di kelas. Pengerjaan kelas yang dilakukan dengan kesadaran komunitas kelas akan menciptakan semangat kelas yang nyaman untuk belajar dan pada akhirnya menyenangkan, siswa dapat belajar dengan penuh minat.

Kesehatan Mental Untuk Siswa: Kiat Meningkatkan Kesejahteraan Anak Anda

Selama pandemi Covid-19 dan liburan sekolah, rencana aksi nyata ini tidak dilaksanakan sepenuhnya. Diharapkan seluruh rencana aksi konkrit dapat dilaksanakan dan tercipta kebiasaan-kebiasaan positif di kalangan kelas dan komunitas sekolah. Komunikasi dua arah harus menjadi norma baru bagi seluruh warga sekolah. Dengan adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), di zona merah wabah Covid-19 pada tanggal 1 hingga 20 Juli 2021, kegiatan budaya positif kepada seluruh pemangku kepentingan dan penyebaran kuesioner persetujuan di dalam kelas mengalami kendala.

Berbagai upaya akan dilakukan untuk memastikan tindakan nyata dilakukan. Antara lain dengan menggunakan Google Meetings dan menyebarkan kuesioner dengan Google Forms, pengoperasian sebenarnya ini dapat dilakukan. Masukan dari guru dan siswa akan sangat dinanti dalam menyampaikan aspirasinya, meskipun disebar secara online.

Kontrak kelas yang berpusat pada peserta didik yang tercipta melalui komunikasi dua arah, yang mencakup ekspektasi mahasiswa, sangat dinantikan di awal semester. Setiap akhir bulan akan dilakukan refleksi untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Melalui komunikasi online, pembagian waktu dan kolaborasi antara guru sejawat dan siswa, untuk menciptakan budaya positif bagi seluruh warga sekolah.

Tips Membangun Kebiasaan Positif Dalam Keluarga

Kebiasaan positif menjadi rutinitas yang perlu dilakukan secara rutin. Hal ini antara lain menanyakan harapan siswa, memberikan penilaian kemajuan dan bersama-sama melakukan refleksi terhadap kontrak yang ada. Guru sebagai manajer dan administrator akan melakukan perubahan dengan tetap mampu berempati kepada siswa. Guru lebih banyak mendengarkan daripada guru.

15 Cara Menghemat Energi Listrik Di Rumah Yang Mudah Diterapkan

Konten di situs ini adalah konten yang ditulis pengguna. Tanggung jawab atas konten sepenuhnya berada di tangan pengguna/penulis. Webmaster tidak bertanggung jawab atas apa yang mungkin timbul dari publikasi artikel di halaman ini, tetapi siapa pun dapat mengirimkan surat keluhan, yang akan ditindaklanjuti oleh administrator semaksimal mungkin. Pengelola situs berhak membatalkan publikasi artikel, menghapus artikel, dan membatalkan akun penulis jika ada konten yang tidak boleh ditampilkan di situs ini.

Adalah platform blog yang dikhususkan untuk guru, dosen atau tenaga pendidik lainnya tanpa gelar. Dipersembahkan oleh

Artikel Terkait

Leave a Comment